Review The Public Sphere: An Encyclopedia Article
Transformasi Ruang Publik Masa Kini
Tulisan Jurgen Habermas
ini menyatakan bahwa ruang publik menjadi penengah antara masyarakat dan
negara, dimana masyarakat datang sebagai pembawa opini. Pernyataan itu muncul
dikala ruang publik berjuang melawan kebijakan monarki dan semenjak itu menjadi
kontrol demokratis negara. Otoritas negara biasanya diaggap sebagai otoritas
publik, tugasnya merawat kesejahteraan semua warga negara terutama aspek ruang
masyarakat. Selain pernyataan itu, tulisan Habermas lebih difokuskan kepada
struktur dan fungsi dari model liberal
ruang publik borjuis. Konsep ruang publik dan opini publik bukan suatu
kebetulan muncul pada abad kedelapan belas, hal itu terjadi setelah revolusi
perancis dan revolusi industri. Dalam sejarah pada abad pertengahan, tidak ada
indikasi masyarakat Eropa memiliki ruang publik sebagai wilayah yang berbeda
dari ruang privat. Masyarakat sekarang ini menjadi wilayah yang bertentangan
dengan negara, berdiri di satu sisi seolah terjadi hal yang kontras terhadap
negara. Masyarakat telah menjadi perhatian dari sebuah kepentingan publik, kehidupan
produksi dibangun dari ekonomi pasar yang telah berkembang.
Hubungan
antara negara dengan masyarakat yang teramat penting membuat ruang publik
terpisah dari wilayah privat. Yang terkandung di wilayah privat adalah ruang
publik yang autentik dan dibentuk oleh masyarakat privat itu sendiri.
Pembagiannya ruang privat mencakup masyarakat sipil dalam artian sempit dan
ruang publik di wilayah politis yang berkembang. Di Indonesia jelang pilkada
serentak 2015, kita sering mendengar keluhan akan rendahnya partisipasi publik
dalam kehidupan demokrasi kita. Demokrasi hanya diasosiakan masyarakat umum
dengan pemilu lima tahunan. Di luar itu ruang bagi masyarakat untuk kehidupan
politik sehari hari sangatlah minim. Rakyat menjadi acuh dengan kehidupan
politik, sementara itu para elit secara terus menerus menjelah ruang-ruang
publik. Walaupun di dalam beberapa media baik televisi, majalah maupun surat
kabar memberikan ruang publik semisal telepon interaktif, surat pembaca, dan
lain sebagainya untuk masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
mengungkapkan aspirasinya terhadap kebijakan demokrasi negara. Model liberal
ruang publik masih instruktif sehubungan dengan normatif yang mengklaim
informasi yang dapat diakses oleh publik. Model liberal selalu menyertakan
ideologis komponen, dimana unsur ideologis bisa pada satu waktu setidaknya
dihubungkan dasarnya telah diubah. Kemudian, organisasi sosial yang berhubungan
dengan negara bertindak dalam ruang publik politis, baik melalui lembaga partai
politik ata langsung sehubungan dengan administrasi publik. Misalnya, lembaga
swadaya masyarakat yang sering mengatas namakan program pemberdayaan di
masyarakat pedesaan, ada yang mendorong transformasi tujuan yang mengarah
kepada ekonomi politik yang sudah ditentukan oleh lembaga donor (penyumbang
dana) sesuai dengan kepentingan lembaga donor tersebut. Kegiatan ekonomi
politik lembaga swadaya masyarakat tersebut biasanya menawarkan sebuah solusi
kreatif yang setengah-setengah tapi juga tidak berkesinambungan. Dengan melihat
fenomena tersebut, terdapat perubahan ruang publik secara struktur sosial,
kecenderungan saling memasuki antara ruang publik dan ruang privat. Campur
tangan negara di dalam ruang privat memperlihatkan bahwa masyarakat yang ikut
dalam partisipasi politik, berhasil menerjemahkan antagonisme ekonomi menjadi
konflik politik. Selain itu, perubahan institusi ruang publik yang paling
menonjol adalah pers, ketika pers dikomersialkan, batas sirkulasi komoditas dan
pertukaran komunikasi antar anggota sebuah publik jadi meninggi. Sementara itu,
wilayah garis pemisah ruang publik dan ruang privat menjadi kabur.
Daftar Pustaka :
Habermas, J. The Structural Transformation of the public
sphere: an Inquiry into a category of Borgueis Society. Polity Press, 1989.
Durham, Meenakshi &
Douglas M. Kellner. Media and Cultural
Studies keywork. Blacwell Publishing. 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar