Senin, 05 Oktober 2015

Transformasi Ruang Publik Masa Kini

Review The Public Sphere: An Encyclopedia Article
Transformasi Ruang Publik Masa Kini

Tulisan Jurgen Habermas ini menyatakan bahwa ruang publik menjadi penengah antara masyarakat dan negara, dimana masyarakat datang sebagai pembawa opini. Pernyataan itu muncul dikala ruang publik berjuang melawan kebijakan monarki dan semenjak itu menjadi kontrol demokratis negara. Otoritas negara biasanya diaggap sebagai otoritas publik, tugasnya merawat kesejahteraan semua warga negara terutama aspek ruang masyarakat. Selain pernyataan itu, tulisan Habermas lebih difokuskan kepada struktur dan fungsi dari model liberal ruang publik borjuis. Konsep ruang publik dan opini publik bukan suatu kebetulan muncul pada abad kedelapan belas, hal itu terjadi setelah revolusi perancis dan revolusi industri. Dalam sejarah pada abad pertengahan, tidak ada indikasi masyarakat Eropa memiliki ruang publik sebagai wilayah yang berbeda dari ruang privat. Masyarakat sekarang ini menjadi wilayah yang bertentangan dengan negara, berdiri di satu sisi seolah terjadi hal yang kontras terhadap negara. Masyarakat telah menjadi perhatian dari sebuah kepentingan publik, kehidupan produksi dibangun dari ekonomi pasar yang telah berkembang.
Hubungan antara negara dengan masyarakat yang teramat penting membuat ruang publik terpisah dari wilayah privat. Yang terkandung di wilayah privat adalah ruang publik yang autentik dan dibentuk oleh masyarakat privat itu sendiri. Pembagiannya ruang privat mencakup masyarakat sipil dalam artian sempit dan ruang publik di wilayah politis yang berkembang. Di Indonesia jelang pilkada serentak 2015, kita sering mendengar keluhan akan rendahnya partisipasi publik dalam kehidupan demokrasi kita. Demokrasi hanya diasosiakan masyarakat umum dengan pemilu lima tahunan. Di luar itu ruang bagi masyarakat untuk kehidupan politik sehari hari sangatlah minim. Rakyat menjadi acuh dengan kehidupan politik, sementara itu para elit secara terus menerus menjelah ruang-ruang publik. Walaupun di dalam beberapa media baik televisi, majalah maupun surat kabar memberikan ruang publik semisal telepon interaktif, surat pembaca, dan lain sebagainya untuk masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung mengungkapkan aspirasinya terhadap kebijakan demokrasi negara. Model liberal ruang publik masih instruktif sehubungan dengan normatif yang mengklaim informasi yang dapat diakses oleh publik. Model liberal selalu menyertakan ideologis komponen, dimana unsur ideologis bisa pada satu waktu setidaknya dihubungkan dasarnya telah diubah. Kemudian, organisasi sosial yang berhubungan dengan negara bertindak dalam ruang publik politis, baik melalui lembaga partai politik ata langsung sehubungan dengan administrasi publik. Misalnya, lembaga swadaya masyarakat yang sering mengatas namakan program pemberdayaan di masyarakat pedesaan, ada yang mendorong transformasi tujuan yang mengarah kepada ekonomi politik yang sudah ditentukan oleh lembaga donor (penyumbang dana) sesuai dengan kepentingan lembaga donor tersebut. Kegiatan ekonomi politik lembaga swadaya masyarakat tersebut biasanya menawarkan sebuah solusi kreatif yang setengah-setengah tapi juga tidak berkesinambungan. Dengan melihat fenomena tersebut, terdapat perubahan ruang publik secara struktur sosial, kecenderungan saling memasuki antara ruang publik dan ruang privat. Campur tangan negara di dalam ruang privat memperlihatkan bahwa masyarakat yang ikut dalam partisipasi politik, berhasil menerjemahkan antagonisme ekonomi menjadi konflik politik. Selain itu, perubahan institusi ruang publik yang paling menonjol adalah pers, ketika pers dikomersialkan, batas sirkulasi komoditas dan pertukaran komunikasi antar anggota sebuah publik jadi meninggi. Sementara itu, wilayah garis pemisah ruang publik dan ruang privat menjadi kabur.
Daftar Pustaka :
Habermas, J. The Structural Transformation of the public sphere: an Inquiry into a category of Borgueis Society. Polity Press, 1989.
Durham, Meenakshi & Douglas M. Kellner. Media and Cultural Studies keywork. Blacwell Publishing. 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar